Sambungan
Daud Dinobatkan Sebagai Raja
Raja
Thalout makin lama makin berkurang pengaruhnya dan merosot kewibawaannya sejak
ia ditingglkan oleh Daud dan diketahui oleh rakyat rancangan jahatnya terhadap
orang yang telah berjasa membawa kemenangan demi kemenangan bagi negara dan
bangsanya. Dan sejauh perhargaan rakyat terhadap Thalout merosot, sejauh itu
pula cinta kasih mereka kepada Daud makin meningkat, sehingga banyak diantara
mereka yang lari mengikuti Daud dan menggabungkan diri ke dalam barisannya, hal
mana menjaadikan Thalout kehilangan akal dan tidak dapat menguasai dirinya. IA
lalu menjalankan siasat tangan besi, menghunus pedang dan membunuh siapa saja
yang ia ragukan kesetiaannya, tidak terkecuali di antara korban-2nya terdapat
para ulama dan para pemuka rakyat.
Thalout yang mengetahui bahawa Daud
yang merupakan satu-satunya saingan baginya masih hidup yang mungkin sekali akan
menuntut balas atas pengkhianatan dan rancangan jahatnya, merasakan tidak dapat
tidur nyenyak dan hidup tebteram di istananya sebelum ia melihatnya mati
terbunuh. Kerananya ia mengambil keputusan untuk mengejar Daud di mana pun ia
berada, dengan sisa pasukan tenteranya yang sudah goyah disiplinnya dan
kesetiaannya kepada Istana. Ia fikir harus cepat-2 membinasakan Daud dan para
pengikutnya sebelum mereka menjadi kuat dan bertambah banyak
pengikutnya.
Daud bersert para pengikutnya pergi bersembunyi di sebuah
tempat persembunyian tatkala mendengar bahwa Thalout dengan askarnya sedang
mengejarnya dan sedang berada Tidak jauh dari tempat persembunyiannya. Ia
menyuruh beberapa orang drp para pengikutnya untuk melihat dan mengamat-amati
kedudukan Thalout yang sudah berada dekat dari tempat mereka bersembunyi. Mereka
kembali memberitahukan kepada Daud bahawa Thalout dan askarnya sudah berada di
sebuah lembah dekat dengan tempat mereka dan sedang tertidur semuanya dengan
nyenyak. Mereka berseru kepada Daud jangan menyia-nyiakan kesempatan yang baik
ini untuk memberi pukulan yang memastikan kepada Thalout dan askarnya. Anjuran
mereka ditolak oleh Daud dan ia buat sementara merasa cukup sebagai peringatan
pertama bagi Thalout menggunting saja sudut bajunya selagi ia nyenyak dalam
tidurnya.
Setelah Thalout terbangun dari tidurnya, dihampirilah ia oleh
Daud yang seraya menunjukkan potongan yang digunting dari sudut bajunya
berkatalah ia kepadanya: "Lihatlah pakaian bajumu yang telah aku gunting sewaktu
engkau tidur nyenyak. Sekiranya aku mahu nescaya aku dengan mudah telah
membunuhmu dan menceraikan kepalamu dari tubuhmu, namun aku masih ingin memberi
kesempatan kepadamu untuk bertaubat dan ingat kepada Tuhan serta membersihkan
hati dan fikiranmu dari sifat-sifat dengki, hasut dan buruk sangka yang engkau
jadikan dalih untuk membunuh orang sesuka hatimu."
Thalout tidak dapat
menyembunyikan rasa terkejutnya bercampur malu yang nampak jelas pada wajahnya
yang pucat. Ia berkata menjawab Daud: "Sungguh engkau adalah lebih adil dan
lebih baik hati daripadaku.. Engkau benar-benar telah menunjukkan jiwa besar dan
perangai yang luhur. Aku harus mengakui hal itu."
Peringatan yang diberikan
oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya yang keras untuk
mempertahankan kedudukannya yang sudah lapuk itu menjadikan ia lupa peringatan
yang ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia tetap melihat Daud
sebagai musuh yang akan menghancurkan kerajaannya dan mengambil alih mahkotanya.
Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi oleh para pengikutnya yang
makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan menarik pengajaran dan
peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi membawa askarnya mengejar
dan mencari Daud untuk menangkapnya hidup atau mati.
Sampailah berita
pengejaran Thalout ke telinga Daud buat kali keduanya, maka dikirimlah pengintai
oleh Daud untuk mengetahui dimana tempat askar Thalout berkhemah. Di ketemukan
sekali lagi mereka sedang berada disebuah bukit tertidur dengan nyenyaknya
karena payah kecapaian. Dengan melangkah beberapa anggota pasukan yang lagi
tidur, sampailah Daud di tempat Thalout yang lagi mendengkur dalam tidurnya,
diambilnyalah anak panah yang tertancap di sebelah kanan kepala Thalout berserta
sebuah kendi air yang terletak disebelah kirinya. Kemudian dari atas bukit
berserulah Daud sekeras suaranya kepada anggota pasukan Thalout agar mereka
bangun ari tidurnya dan menjaga baik-baik keselamatan rajanya yang nyaris
terbunuh karena kecuaian mereka. Ia mengundang salah seorang dari anggota
pasukan untuk datang mengambil kembali anak panah dan kendi air kepunyaan raja
yang telah dicuri dari sisinya tanpa seorang pun dari mereka yang
mengetahuinya.
Tindakan Daud itu yang dimaksudkan sebagai peringatan kali
kedua kepada Thalout bahwa pasukan pengawal yang besar yang mengelilinginya
tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya bila Allah menghendaki merenggutnya.
Daud memberi dua kali peringatan kepada Thalout bukan dengan kata-kata tetapi
dengan perbuatan yang nyata yang menjadikan ia merasa ngeri membayangkan
kesudahan hayatnya andaikan Daud menuntut balas atas apa yang ia telah lakukan
dan rancangkan untuk pembunuhannya.
Jiwa bsar yang telah ditunjukkan oleh
daud dalam kedua peristiwa itu telah sangat berkesan dalam lubuk hati
Thalout.
Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat
dalam sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan
iblislah yang mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yang tidak
berdosa, yang setia kepada kerajaannya, yang berkali-kali mempertaruhkan jiwanya
untuk kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau
melalaikan tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar
dengan pembunuhan yang telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana
purba sangka yang tidak berdasar.
Thalout duduk seorang diri termenung
membalik-balik lembaran sejarah hidupnya, sejak berada di desa bersama ayahnya,
kemudian tanpa diduga dan disangka, berkat rahmat dan kurnia Allah diangkatlah
ia menjadi raja Bani Isra'il dan bagaimana Tuhan telah mengutskan Daud untuk
mendampinginya dan menjadi pembantunya yang setia dan komandan pasukannya yang
gagah perkasa yang sepatutnya atas jasa-jasanya itu ia mendapat penghargaan yang
setinggi-tingginya dan bukan sebagaimana ia telah lakukan yang telah
merancangkan pembunuhannya dan mengejar-gejarnya setelah ia melarikan diri dari
istana. Dan walaupun ia telah mengkhianati Daud dengan rancangan jahatnya, Daud
masih berkenan memberi ampun kepadanya dalam dua kesempatan di mana ia dengan
mudah membunuhnya andaikan dia mahu.
Membayangkan peristiwa-2 itu semunya
menjadi sesaklah dada Thalout menyesalkan diri yang telah terjerumus oleh hawa
nafsu dan godaan Iblis sehingga ia menyia-nyiakan kurnia dan rahmat Allah dengan
tindakan-tindakan yang bahkan membawa dosa dan murka Allah. Maka untuk
menebuskan dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah, Thalout akhirnya mengambil
keputusan keluar dari kota melepaskan mahkotanya dan meninggalkan istananya
berserta segala kebesaran dan kemegahannya lalu pergilah ia berkelana dan
mengembara di atas bumi Allah sampai tiba saatnya ia mendapat panggilan
meninggalkan dunia yang fana ini menuju alam yang baka.
Syahdan, setelah
istana kerajaan Bani Isra'il ditinggalkan oleh Thalout yang pergi tanpa
meninggalkan bekas, beramai-ramailah rakyat mengangkat dan menobatkan Daud
sebagai raja yang berkuasa.
Nabi Daud mendapat Godaan
Daud
dapat menangani urusan pemerintahan dan kerajaan, mengadakan peraturan dan
menentukan bagi dirinya hari-hari khusus untuk melakukan ibadah dan bermunajat
kepada Allah, hari-hari untuk peradilan, hari-hari untuk berdakwah dan memberi
penerangan kepada rakyat dan hari-hari menyelesaikan urusan-urusan
peribadinya.
Pada hari-hari yang ditentukan untuk beribadah dan menguruskan
urusan-2 peribada, ia tidak diperkenankan seorang pun menemuinya dan mengganggu
dalam khalawatnya, sedang pada hari-hari yang ditentukan untuk peradilan maka ia
menyiapkan diri untuk menerima segala lapuran dan keluhan yang dikemukan oleh
rakyatnya serta menyelesaikan segala pertikaian dan perkelahian yang terjadi
diantara sesama mereka. Peraturan itu diikuti secara teliti dan diterapkan
secara ketat oleh para pengawal dan petugas keamanan istana.
Pada suatu
hari di mana ia harus menutup diri untuk beribadah dan berkhalwat datanglah dua
orang lelaki meminta izin dari para pengawal untuk masuk bagi menemui raja. Izin
tidak diberikan oleh para pengawal sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun
lelaki itu memaksa kehendaknya dan melalui pagar yang dipanjat sampailah mereka
ke dalam istana dan bertemu muka dengan Daud.
Daud yang sedang melakukan
ibadahnya terperanjat melihat kedua lelaki itu sudah berada di depannya, padahal
ia yakin para penjaga pintu istana tidak akan dapat melepaskan siapa pun masuk
istana menemuinya. Berkatalah kedua tamu yang tidak diundang itu ketika melihat
wajah Daud menjadi pucat tanda takut dan terkejut: "Janganlah terkejut dan
janganlah takut. Kami berdua datang kemari untuk meminta keputusan yang adil dan
benar mengenai perkara sengketa yang terjadi antara kami berdua."
Nabi
Daud tidak dapat berbuat selain daripada menerima mereka yang sudah berada
didepannya, kendatipun tidak melalui prosedur dan protokol yang sepatutnya.
Berkatalah ia kepada mereka setelah pulih kembali ketenangannya dan hilang rasa
paniknya: "Cubalah bentangkan kepadaku persoalanmu dalam keadaan yang
sebenarnya." Berkata seorh daripada kedua lelaki itu: "Saudaraku ini memilki
sembilan puluh sembilan ekor domba betina dan aku hanya memilki seekor sahaja.
Ia menuntut dan mendesakkan kepadaku agar aku serahkan kepadanya dombaku yang
seekor itu bagi melengkapi perternakannya menjadi genap seratus ekor. Ia membawa
macam-macam alasan dan berbagai dalil yang sangat sukar bagiku untuk menolaknya,
mengingatkan bahawa ia memang lebih cekap berdebat dan lebih pandai bertikam
lidah daripadaku."
Nabi Daud berpaling muka kepada lelaki yang lain yang
sedang seraya bertanya: "Benarkah apa yang telah diuraikan oleh saudara kamu
ini?" "Benar" ,jawab lelaki itu.
"Jika memang demikian halnya", kata Daud,
dengan marah "maka engkau telah berbuat zalim kepada saudaramu ini dan
memperkosakan hak miliknya dengan tuntutanmu itu. Aku tidak akan membiarkan
engkau melanjutkan tindakanmu yang zalim itu atau engkau akan menghadapi hukuman
pukulan pada wajah dan hidungmu. Dan memang banyak di antara orang-orang yang
berserikat itu yang berbuat zalim satu terhadap yang lain kecuali mereka yang
benar beriman dan beramal soleh."
"Wahai Daud", berkata lelaki itu
menjawab, "sebenarnya engkaulah yang sepatut menerima hukuman yang engkau
ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau sudah mempunyai sembilan puluh sembilan
perempuan mengapa engkau masih menyunting lagi seorang gadis yang sudah lama
bertunang dengan seorang pemuda anggota tenteramu sendiri yang setia dan bakti
dan sudah lama mereka berdua saling cinta dan mengikat janji."
Nabi Daud
tercengang mendengar jawapan lelaki yang berani, tegas dan pedas itu dan sekali
lagi ia memikirkan ke mana sasaran dan tujuan kata-kata itu, sekonyong-konyong
lenyaplah menghilang dari pandangannya kedua susuk tubuh kedua lelaki itu. Nabi
Daud berdiam diri tidak mengubah sikap duduknya dan seraya termenung sedarlah ia
bahawa kedua lelaki itu adalah malaikat yang diutuskan oleh Allah untuk memberi
peringatan dan teguran kepadanya. Ia seraya bersujud memohon ampun dan maghfirah
dari Tuhan atas segala tindakan dan perbuatan yang tidak diredhai oleh-Nya.
Allah menyatakan menerima taubat Daud, mengampuni dosanya serta mengangkatnya ke
tingkat para nabi dan rasul-Nya.
Adapun gadis yang dimaksudkan dalam
percakapan Daud dengan kedua malaikat yang menyerupai sebagai manusia itu ialah
"Sabigh binti Sya'igh seorang gadis yang berparas elok dan cantik, sedang calon
suaminya adalah "Uria bin Hannan" seorang pemuda jejaka yang sudah lama menaruh
cinta dan mengikat janji dengan gadis tersebut bahwa sekembalinya dari medan
perang mereka berdua akan melangsungkan perkhawinan dan hidup sebagai suami
isteri yang bahagia. Pemuda itu telah secara rasmi meminang Sabigh dari kedua
orang tuanya, yang dengan senang hati telah menerima baik uluran tangan pemuda
itu.
Akan tetapi apa yang hendak dikatakan sewaktu Uria bin Hannan berada
di negeri orang melaksanakan perintah Daud berjihad untuk menegakkan kalimah
Allah, terjadilah sesuatu yang menghancurkan rancangan syahdunya itu dn
menjadilah cita-citanya untuk beristerikan Sabigh gadis yang diidam-idamkan itu,
seakan-akan impian atau fatamorangana belaka.
Pada suatu hari di mana Uria
masih berada jauh di negeri orang melaksanakan perintah Allah untuk berjihad,
tertangkaplah paras Sabigh yang ayu itu oleh kedua belah mata Daud dan dari
pandangan pertama itu timbullah rasa cinta di dalam hati Daud kepada sang gadis
itu, yang secara sah adalah tunangan dari salah seorang anggota tenteranya yang
setia dan cekap. Daud tidak perlu berfikir lama untuk menyatakan rasa hatinya
terhadap gadis yang cantik itu dan segera mendatangi kedua orang tuanya meminang
gadis tersebut.
Gerangan orang tua siapakah yang akan berfikir akan
menolak uluran tangan seorang seperti Daud untuk menjadi anak menantunya.
Bukankah merupakan suatu kemuliaan yang besar baginya untuk menjadi ayah mertua
dari Daud seorang pesuruh Allah dan raja Bani Isra'il itu. Dan walaupun Sabigh
telah diminta oleh Uria namin Uria sudah lama meninggalkan tunangannya dan tidak
dapat dipastikan bahwa ia akan cepat kembali atau berada dalam keadaan hidup.
Tidak bijaksanalah fikir kedua orang tua Sabigh untuk menolak uluran tangan Daud
hanya semata-mata karena menantikan kedatangan Uria kembali dari medan perang.
Maka diterimalah permintaan Daud dan kepadanya diserahkanlah Sabigh untuk
menjadi isterinya yang sah.
Demikianlah kisah perkhawinan Daud dan Sabigh
yang menurut para ahli tafsir menjadi sasaran kritik dan teguran Allah melalui
kedua malaikat yang merupai sebagai dua lelaki yang datang kepada Nabi Daud
memohon penyelesaian tentang sengketa mereka perihal domba betina
mereka.
Hari Sabtunya Bani Isra'il
Di
antara ajaran-2 Nabi Musa a.s. kepada Bani Isra'il ialah bahawa mereka
mewajibkan untuk mengkhususkan satu hari pada tiap minggu bagi melakukan ibadah
kepada Allah mensucikan hati dan fikiran mereka dengan berzikir, bertahmid dan
bersyukur atas segala kurnia dan nikmat Tuhan, bersolat dan melakukan
perbuatan-2 yang baik serta amal-2 soleh. Diharamkan bagi mereka pada hari yang
ditentukan itu untuk berdagang dan melaksanakan hal-hal yang bersifat
duniawi.
Pada mulanya hari Jumaatlah yang ditunjuk sebagai hari keramat dan
hari ibadah itu, alan tetapi mereka meminta dari Nabi Musa agar hari ibadah itu
dijatuhkan pada setiap hari Sabtu, mengingatkan bahwa pada hari itu Allah
selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul perubahan yang mereka ajukan itu diterima
oleh Nabi Musa, maka sejak itu, hari Sabtu pada setiap minggu daijadikan hari
mulia dan suci, di mana mereka tidak melakukan perdagangan dan mengusahakan
urusan-2 duniawi. Mereka hanya tekun beribadah dan ebrbuat amal-amal kebajikan
yang diperintahkan oleh agama. Demikianlah hari berganti hari, bulan berganti
bulan dan tahun berganti tahun namun adat kebiasaan mensucikan hari Sabtu tetap
dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi.
Pada masa Nabi
Daud berkuasa di suatu desa bernama "Ailat" satu diantara beberapa desa yang
terletak di tepi Laut Merah bermukim sekelompok kaum dari keturunan Bani Isra'il
yang sumber percariannya adalah dari penangkapan ikan, perdagangan dan
pertukangan yang dilakukannya setiap hari kecuali hari Sabtu.
Sebagai akibat
dari perintah mensucikan hari Sabtu di mana tiada seorang malakukan urusan
dagangan atau penangkapan ikan, maka pasar-pasar dan tempat-2 perniagaan di desa
itu menjadi sunyi senyap pada tiap hari dan malam sabtu, sehingga ikan-2 di laut
tampak terapung-apung di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua
buah batu besar berwarna putih terletak ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan
itu seolah-olah sudah terbiasa bahwa pada tiap malam dan hari Sabtu terasa aman
bermunculan di atas permukaan air tanpa mendapat gangguan dari para nelayan
tetapi begitu matahari terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu
kembali ke perut dan dasar laut sesuai dengan naluri yang dimiliki oleh tiap
binatang makhluk Allah.
Para nelayan desa Ailat yang pd hari-hari biasa
tidak pernah melihat ikan begitu banyak terapung-apung di atas permukaan air,
bahkan sukar mendapat menangkap ikan sebanyak yang diharapkan, menganggap adalah
kesempatan yang baik dan menguntungkan sekali bila mereka melakukan penangkapan
ikan pada tiap malam dan hari Sabtu. Fikiran itu tidak disia-siakan dan tanpa
menghiraukan perintah agama dan adat kebiasaan yang sudah berlaku sejak Nabi
Musa memerintahkannya, pergilah mereka ramai-ramai ke pantai menangkap ikan di
malam dan hari yang terlarang itu, sehingga berhasillah mereka menangkap ikan
sepuas hati mereka dan sebanyak yang mereka harapkan, Berbeda jauh dengan hasil
mereka di hari-hari biasa.
Para penganut yang setia dan para mukmin yang
soleh datang menegur para orang fasiq yang telah berani melanggar kesucian hari
Sabtu. Mereka diberi nasihat dan peringatan agar menghentikan perbuatan mungkar
mereka dan kembali mentaati perintah agama serta menjauhkan diri dari semua
larangannya, supay menghindari murka Allah yang dapat mencabut kurnia dan nikmat
yang telah diberikan kepada mereka.
Nasihat dan peringatan para mukmin itu
tidak dihiraukan oleh para nelayan yang membangkang itu bahkan mereka makin giat
melakukan pelanggaran secara demonstratif karena sayang akan kehilangan
keuntungan material yang besar yang mereka perolrh dan penangkapan ikan di
hari-hari yang suci. Akhirnya pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka
dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dalam kota dengan menggunakan senjata
kalau perlu.
Berkata para nelayan pembangkang itu memprotes:
"sesungguhnya kota Ailat adalah kota dan tempat tinggal kami bersama kami
mempunyai hak yang sama seperti kamu untuk tinggal menetap di sini dan sesekali
kamu tidak berhak melarang kami memasuki kota kami ini serta melarang kami
menggali sumber-2 kekayaan yang terdapat di sini bagi kepentingan hidup kami.
Kami tidak akan meninggalkan kota kami ini dan pergi pindah ke tempat lain. Dan
jika engkau enggan bergaul dengan kami maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi
menjadi dua bahagian dipisah oleh sebuah tembok pemisah, sehingga masing-2 pihak
bebas berbuat dan melaksanakan usahanya tanpa diganggu oleh mana-mana pihak
lain."
Dengan adanya garis pemisah antara para nelayan pembangkang yang
fasiq dan pemeluk-pemeluk agama yang taat bebaslah mereka melaksanakan usaha
penangkapan ikan semahu hatinya secara besar-besaran pada tiap-tiap hari tanpa
berkecuali.
Mereka membina saluran-2 air bagi mengalirkan air laut ke dekat
rumah-2 mereka dengan mengadakan bendungan-2 yang mencegahkan kembalinya ikan-2
le laut bila matahari terbenam pada setiap petang Sabtu pada waktu mana biasanya
ikan-2 yang terapung-apung itu meluncur kembali ke dasar laut.
Para
nelayan yang makin manjadi kaya karena keuntungan besar yang meeka peroleh dari
hasil penangkapan ikan yang bebas menjadi makin berani melakukan maksiat dan
pelanggaran perintah-2 agama yang menjurus kepada kerusakkan akhlak dan moral
mereka.
Sementara para pemuka agama yang melihat para nelayan itu makin
berani melanggar perintah Allah dan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di
daerah mereka sendiri masih rajin mendatangi mereka dari masa ke semasa
memperingatkan mereka dan memberi nasihat , kalau-2 masih dapat ditarik ke jalan
yang benar dan bertaubat dari perbuatan maksiat mereka. Akan tetapi kekayaan
yang mereka peroleh dari hasil penangkapan yang berganda menjadikan mata mereka
buta untuk melihta cahaya kebenaran, telinga mereka pekak untuk mendengar
nasihat-2 para pemuka agama dan lubuk hati mereka tersumbat oleh nafsu
kemaksiatan dan kefasiqan, sehingga menjadikan sebahagian dari pemuka dan
penganjur agaam itu berputus asa dan berkata kepada sebahagian yang masih
menaruh harapan: "Mengapa kamu masih menasihati orang-orang yang akan
dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi hati orang-orang yang akan dibinasakan
oleh Allah dan akan ditimpahi azab yang sangat keras."
Demikianlah pula
Nabi Daud setelah melihat bahawa segala nasihat dan peringatan kepada kaumnya
hanya dianggap sebagai angin lalu atau seakan suara di padang pasir belaka dan
melihat tiada harapan lagi bahwa mereka akan sedar dan insaf kembali maka
berdoalah beliau memohon kepada Allah agar menggajar mereka dengan seksaan dan
azab yang setimpal.
doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah dan terjadilah suatu
gempa bumi yang dahsyat yang membinasakan orang-orang yang telah membangkang dan
berlaku zalim terhadap diri mereka sendiri dengan mengabaikan perintah Allah dan
perintah para hamba-Nya yang soleh. Sementara mereka yang mukmin dan soleh
mendapat perlindungan Allah dan terhindarlah dari malapetaka yang melanda
itu.
Beberapa Kurniaan Allah Kepada Nabi Daud
· Allah mengutusnya sebagai nabi dan
rasul mengurniainya nikmah, kesempurnaan ilmu, ketelitian amal perbuatan serta
kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.
· Kepadanya diturunkan kitab "Zabur",
kitab suci yang menghimpunkan qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2 yang mengandungi
tasbih dan pujian-pujian kepada Allah, kisah umat-2 yang dahulu dan berita
nabi-nabi yang akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi Muhammad
s.a.w.
· Allah menundukkan gunung-2 dan
memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja.
· Burung-2 pun turut bertasbih
mengikuti tasbih Nabi Daud berulang-ulang.
· Nabi Daud diberi peringatan tentang
maksud suara atau bahasa burung-2.
· Allah telah memberinya kekuatan
melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-2 besi dengan
tangannya tanpa pertolongan api.
· Nabi
Daud telah diberikannya kesempatan menjadi raja memimpin kerajaan yang kuat yang
tidak dapat dikalahkan oleh musuh, bahkan sebaliknya ia selalu memperolehi
kemenangan di atas semua musuhnya.
· Nabi Daud dikurniakan suara yang
merdu oleh Allah yang enak didengar sehingga kini ia menjadi kiasan bila
seseorang bersuara merdu dikatakan bahawa ia memperolehi suara Nabi Daud.
Kisah
Nabi Daud dan kisah Sabtunya Bani Isra'il terdapat dalam Al-Quran surah "Saba'"
ayat 11, surah "An-Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat 55, surah "Shaad" ayat
17 sehingga ayat 26 dan surah "Al-'Aaraaf" ayat 163 sehingga ayat
165.